Kamis, 04 Agustus 2016

The Culinary of Bali



How to make serombotan
So many culinary food we can find in Indonesia, exactly in Bali island. One of culinary in Bali is serombotan. Who don’t know about that culinary? Of course we know that. Serombotan is one of culinary from Klungkung city with use many vegetables then boil that until ripe, and also don’t forget about the spice, the tongue of people in Bali very love with hot spice, so this food use grated coconut and koples spice. Serombotan is good for us, beside delicious, serombotan can make our body be healthy because the vegetables in serombotan contains so many protein, fat, vitamin, calcium, carbohydrate, etc. The our body need proteins for regeneration, the function of the fat is for help the body to dissolve the vitamin. Vitamin A good for our eyes, vitamin C promotes a healthy immune system and helps make collagen, vitamin B complex helps with cell division and helps make red blood cells. Calcium is needed for healthy bones and teeth, normal blood clotting, and nervous system function. And the last is carbohydrate. The primary role of carbohydrate is to supply energy to all cells in the body, sparing the use of proteins for energy, etc. And the price of this dishes is cheap, we can buy serombotan only Rp. 2000,- per portion. It would be nice if we make by ourselve. To make serombotan is easy. Now, this is the steps to make serombotan. Check it out!
A)    First we need some ingredients, like :
-          Water spinach                   100 grams
-          Spinach                             100 grams
-          Long bean                         100 grams
-          Bean sprouts                     100 grams
-          Lady finger                       100 grams
-          Eggplant                            100 grams
-          Red bean                           50 grams
-          Soybean                            50 grams
-          Grated coconut                 200 grams
-          Peanut                               50 grams
-          Coconut oil                       3 tables spoon




B)    To make serombotan, we will make 2 spices :
1.      Coconut spice
-          Garlic                    2 cloves
-          Red chili                2 pieces
-          Chili                      3 pieces
-          Galangal                a slice
-          Shrimp paste         1 tea spoon
-          Salt                        as sufficient

2.      Koples spice
-          Roasted peanuts    75 grams
-          Red chili                3 pieces
-          Shrimp paste         ½ tea spoon
-          Salt                        as sufficient
-          Sugar                     1 table spoon
-          Water                    200 ml
-          Lime juice             1 table spoon

C)    How to cook
1.      For the vegetables
Slice the vegetables, and then wash until clean and keep it dry for a moment. Next, boil all vegetables except the eggplant. Each vegetable boiled separately.
2.      For coconut spice
Fry the coconut oil until heat, and then put the garlic, red chili, chili, and galangal. And the last, put the shrimp paste in the frypan. Next, add some salt to the spices  and then mix with the grated coconut.
3.      For koples spice
To make this spice, use a pestle and mortar or food processor to pound the peanuts, chilies and shrimp paste into a fine paste. Add the lime juice, water, coconut oil and a little bit of salt with sugar and then mix well.

D)    How to deserve
Put vegetables on the plate, and then put the coconut spice on the vegetables. Next, pour the koples spice on the coconut spice, and the last sprinkle the soybean and roasted peanut in the plate.
So, to make serombotan is easy right? Come on, try to make the serombotan in your home, and follow this recipe. I hope this article useful for the reader  ^_^

Kamis, 24 Oktober 2013

Puisi dengan judul Tak Seharusnya kau lakukan dengan tema: Anti Korupsi,



Tak Seharusnya Kau Lakukan
Karya : Wira Indah

Tatapan rakyat jelata seolah tak dihiraukan
Kelunglaian tubuh tak berdaya sedang kau lecehkan
Kau hancurkan jiwanya bagaikan anjing perompak di tengah lautan
Tragis melanda rakyat yang kau kucilkan

                        Di mana harga dirimu ?
                        Di mana sosok kewibawaanmu ?
                        Dimana janji yang kau sumpahkan ?
                        Di mana… di mana…?

Kau merasa dirimu paling sempurna
Kau ambil kesempatan tak sia-sia
Tak kau kenal hukum karma
Tak kau kenal saudarimu makan atau tidak…!

                        Mengapa kau lakukan itu ?
                        Mengapa… mengapa…?

Kau kaya tujuh keturunan
Kau gila dengan kekayaan yang kau dapat dari tak sepantasnya
Kau gila dengan harta yang kau dapat dari tak sepantasnya
Kau gila dengan wanita yang kau dapat dari tak sepantasnya

                        Tapi…
                        Lima belas keturunanmu nanti, pasti yakin kau terima
Bertobatlah wahai kaum hawa…
Tak bisakah kau melihat benda bernyawa di bawah sana…?
Seminggu di kolong jembatan belum dapat menyentuh makanan
Mempertaruhkan nyawa masuk ke dalam hutan belantara hanya untuk sesuap nasi

                        Lihat nasib orang-orang yang kau rendahkan
                        Lihat generasi muda yang butuh perhatian pendidikan
                        Lihatlah pembangunan yang kurang sedap dipandang
                        Lihatlah pendidikan yang masih kucar-kacir

Ya Tuhan… Engakau maha pemurah
Anugerahilah pada pemimpin agar berlaku adil
Karena kita tahu Indonesia kaya raya
Tentu butuh pemimpin yang kau dambakan… Ya Tuhan.

Selasa, 08 Oktober 2013

Puisi Politik berjudul Para Aristokrat



Para Aristokrat

Saat itu aku masih sangat kecil, lugu, tak berdosa
Masih berada di dalam rahim ibuku yang amat tipis
Ketika itu aku masih belum mengerti tentang apa-apa
Pendidikan, sosial, politik, ekonomi, sedih, bahagiapun aku belum merasakannya
Hanya mampu bernafas, bergerak, merasakan apa yang ibuku rasakan
Kakiku mulai menendang, tanganku mulai meracau tak karuan
Hingga aku menangis di hadapan orang-orang yang tak ku kenali
Aku hidup hanya bersama ibuku yang selalu ingin menuntut keadilan
Dimasa-masa kecilku dulu aku sering melihat orang-orang yang terlantarkan
Bahkan ibuku berargumen di hadapan para bangsawan demi orang yang tak dikenalnya
Tak seorangpun menghiraukan ibuku, bahkan para aristokratis mentertawakannya
Politik di dunia ini sangatlah kejam, membuat ibuku mencari jarum dalam tumpukan jerami
Bahkan ibuku pergi meninggalkan diriku dalam bumi yang gersang dan gelap ini
Waktu terus berjalan, kini aku berumur 14 tahun
Aku mencoba mengerti dan terjun dalam dunia ibuku dulu
Memberanikan diriku berperang dalam halimun yang kejam
Sekumpulan orang berusaha menyaraukan diriku dan mengucilkanku dalam persekutuan
Aku tidak menghiraukannya dan semua itu aku anggap sampah yang baru ku buang
Setiap bangsawan yang ku temui selalu mengutarakan janji-janji palsunya
Sedangkan diriku trauma akan segala janji yang ku buat
Detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, bertahun-tahun aku memikirkan
Hanya sebuah kalimat dengan kata-kata yang tak begitu indah
Itu adalah “Jangan pernah membuat janji jika kau tak bisa menepatinya”.